Tanah adalah aset paling berharga bagi pertanian dan keberlangsungan hidup. Namun, aset vital ini terus-menerus terancam oleh erosi dan kerusakan akibat praktik yang tidak berkelanjutan. Oleh karena itu, memiliki panduan melindungi lahan dari ancaman ini adalah hal yang krusial bagi setiap petani dan pemilik tanah. Melindungi tanah berarti menjaga produktivitasnya, mencegah bencana alam, dan memastikan ketahanan pangan jangka panjang. Panduan melindungi lahan ini mencakup berbagai teknik konservasi yang dapat diterapkan secara praktis. Sebagai contoh, pada program “Konservasi Lahan Berkelanjutan” yang diadakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Selasa, 10 September 2024, pukul 09.00 WIB, di Desa Karangsari, Wonosobo, Jawa Tengah, sebanyak 300 warga dan petani mengikuti pelatihan. Pelatihan ini berfokus pada panduan melindungi lahan dari erosi dengan metode terasering dan penanaman vegetasi penutup tanah, dengan pengamanan dari aparat TNI dan Polri setempat.
Salah satu langkah pertama dalam melindungi lahan adalah memahami penyebab erosi. Angin dan air adalah dua agen utama. Curah hujan yang tinggi pada tanah gundul tanpa penutup vegetasi akan menyebabkan lapisan tanah atas yang subur mudah terbawa aliran air. Demikian pula, angin kencang dapat menerbangkan partikel tanah kering. Solusi paling dasar adalah menjaga permukaan tanah selalu tertutup. Ini bisa dilakukan dengan penanaman penutup tanah (cover crops) seperti kacang-kacangan atau rerumputan di antara musim tanam utama. Vegetasi ini akan mengikat partikel tanah dan mengurangi dampak langsung tetesan hujan atau hembusan angin.
Selain penutup tanah, praktik terasering pada lahan miring adalah panduan melindungi lahan yang sangat efektif. Terasering berfungsi untuk memperlambat aliran air hujan, sehingga memberikan kesempatan bagi air untuk meresap ke dalam tanah dan mengurangi daya kikisnya. Konstruksi terasering harus disesuaikan dengan kontur lahan untuk efektivitas maksimal. Untuk lahan yang tidak terlalu miring, pembangunan saluran drainase atau parit resapan juga dapat membantu mengelola aliran air dan mencegah genangan yang merusak struktur tanah.
Pengelolaan bahan organik juga merupakan panduan melindungi lahan yang tidak kalah penting. Penambahan kompos, pupuk kandang, atau sisa-sisa tanaman yang terurai ke dalam tanah akan meningkatkan kesuburan sekaligus memperbaiki struktur tanah. Tanah yang kaya bahan organik cenderung lebih gembur, memiliki kapasitas menahan air yang lebih baik, dan kurang rentan terhadap erosi. Dengan menerapkan berbagai panduan melindungi lahan ini secara konsisten, kita tidak hanya menjaga aset paling berharga ini, tetapi juga mewariskan lingkungan yang sehat dan produktif untuk generasi mendatang.