Pertanian yang sukses tidak hanya tentang menanam benih dan memanen hasilnya; ini tentang konsistensi perawatan lahan dari musim ke musim, tahun demi tahun. Kesuburan abadi sebuah lahan pertanian sangat bergantung pada perhatian berkelanjutan terhadap kesehatannya. Di berbagai pelosok Indonesia, petani-petani teladan membuktikan bahwa dedikasi dan praktik yang konsisten adalah kunci. Sebagai contoh, di daerah sentra produksi hortikultura di Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Bapak Suparman, seorang petani sayuran berpengalaman, selalu memastikan lahannya mendapatkan nutrisi dan perlindungan yang optimal sepanjang tahun. Ia bahkan mencatat setiap kegiatan perawatan lahan dalam buku hariannya sejak tanggal 1 Januari 2020, sebuah praktik yang menunjukkan pentingnya konsistensi perawatan.
Salah satu aspek terpenting dari konsistensi perawatan adalah pengelolaan nutrisi tanah. Tanah tidak bisa terus-menerus memberikan nutrisi tanpa adanya pengembalian. Oleh karena itu, aplikasi pupuk organik atau anorganik yang terencana dan berimbang sangat diperlukan. Ini bukan hanya tentang memberi pupuk saat menanam, tetapi juga setelah panen untuk mengembalikan unsur hara yang hilang. Analisis tanah secara berkala, seperti yang dilakukan oleh tim dari Laboratorium Tanah Dinas Pertanian Provinsi Sumatera Selatan pada hari Kamis, 14 November 2024, di lahan perkebunan karet di Kabupaten Musi Banyuasin, sangat membantu dalam menentukan kebutuhan nutrisi spesifik lahan.
Selain nutrisi, pengelolaan air juga membutuhkan konsistensi perawatan. Ketersediaan air yang cukup dan teratur sangat vital, namun kelebihan air juga dapat merugikan. Sistem irigasi yang efisien dan drainase yang baik harus selalu dipantau dan dipelihara. Pembersihan saluran irigasi dari lumpur dan gulma, serta perbaikan tanggul yang rusak, adalah pekerjaan rutin yang tak boleh diabaikan. Di daerah persawahan dataran rendah di Indramayu, Jawa Barat, Petugas Pintu Air, Bapak Karno, melakukan inspeksi rutin setiap hari Senin pagi untuk memastikan aliran air ke sawah petani berjalan lancar.
Selanjutnya, pengendalian hama dan penyakit juga menuntut konsistensi perawatan. Pengabaian sedikit saja bisa menyebabkan ledakan populasi hama atau penyebaran penyakit yang merugikan. Pemantauan rutin, penerapan sanitasi lahan, dan penggunaan metode pengendalian hayati atau nabati secara teratur adalah praktik yang harus dilakukan tanpa henti. Kepala Balai Proteksi Tanaman Pangan dan Hortikultura (BPTPH) di Yogyakarta, Ibu Maya Sari, secara berkala mengingatkan petani untuk tidak lengah dalam pemantauan OPT, bahkan di musim kemarau. Semua upaya ini saling terkait dan membentuk sebuah siklus yang menjamin konsistensi perawatan lahan demi kesuburan abadi dan produksi pertanian yang berkelanjutan.