Petaka Getah kini menjadi kenyataan pahit bagi para petani karet di Tabalong. Dua penyakit mematikan, jamur akar putih (JAP) dan penyakit kerontokan daun, secara serentak menekan hasil panen. Kondisi ini tidak hanya mengancam kelangsungan hidup pohon karet, tetapi juga meruntuhkan harapan dan kesejahteraan ribuan keluarga yang menggantungkan hidup pada komoditas vital ini.
Jamur akar putih, disebabkan oleh Rigidoporus microporus, adalah pembunuh tak terlihat. Ia menyebar melalui akar di dalam tanah, merusak jaringan internal pohon secara perlahan. Petani seringkali baru menyadari saat pohon sudah menunjukkan gejala layu parah atau mati, menandakan bahwa infeksi telah mencapai tahap lanjut.
Bersamaan dengan itu, penyakit kerontokan daun, yang dipicu oleh jamur Corynespora cassiicola atau Colletotrichum, memperparah kondisi. Serangan ini menyebabkan daun-daun karet rontok secara prematur dan masif. Akibatnya, kemampuan fotosintesis pohon menurun drastis, menghambat pertumbuhan dan produksi lateks yang sangat dibutuhkan.
Dampak dari Petaka Getah ini langsung terasa pada penurunan drastis volume produksi. Petani menghadapi kenyataan pahit: getah yang dihasilkan semakin sedikit, atau bahkan tidak ada sama sekali. Hal ini berimbas langsung pada pendapatan harian mereka, menciptakan krisis ekonomi di tingkat rumah tangga petani.
Penyebaran kedua penyakit ini dipercepat oleh kondisi iklim tropis yang lembap dan curah hujan tinggi di Tabalong. Lingkungan ini sangat kondusif bagi perkembangbiakan spora jamur, memungkinkan mereka menyebar dengan cepat ke seluruh perkebunan yang rentan.
Untuk mengatasi Petaka Getah ini, langkah-langkah penanganan harus segera diimplementasikan. Untuk jamur akar putih, sanitasi kebun yang ketat, termasuk pemusnahan pohon yang terinfeksi dan penyiangan gulma, adalah esensial. Penggunaan agens hayati seperti Trichoderma juga dapat membantu mencegah penyebaran.
Sedangkan untuk kerontokan daun, strategi meliputi pemupukan berimbang untuk meningkatkan daya tahan tanaman. Aplikasi fungisida yang tepat, baik nabati maupun kimia (sesuai anjuran), serta pemangkasan daun yang terinfeksi, dapat menekan laju penyebaran penyakit.
Kolaborasi multi-pihak adalah kunci. Pemerintah daerah, dinas pertanian, akademisi, dan petani harus bersinergi. Program penyuluhan, bantuan teknis, dan dukungan finansial untuk pengadaan bibit unggul tahan penyakit sangat dibutuhkan demi kelangsungan hidup perkebunan karet.