Masa panen yang melimpah dimulai dari pemilihan benih yang tepat. Untuk memastikan hasil panen padi maksimal, langkah krusial yang tidak boleh diabaikan adalah menanam padi dengan benih unggul yang tahan terhadap serangan penyakit. Pilihan benih yang tepat dapat mengurangi risiko kerugian akibat gagal panen dan meminimalkan penggunaan pestisida. Memahami karakteristik benih unggul merupakan modal utama bagi setiap petani, karena benih adalah fondasi dari seluruh proses budidaya.
Menurut data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Barat yang dipublikasikan pada 20 September 2024, serangan hama dan penyakit menjadi salah satu faktor utama yang menyebabkan penurunan produksi padi hingga 15% di beberapa wilayah. Kerugian tersebut dapat dicegah salah satunya dengan penggunaan benih yang sudah terbukti tahan terhadap penyakit. Sebagai contoh, varietas Inpari 32 dikenal memiliki ketahanan yang baik terhadap penyakit blas dan wereng coklat. Varietas ini sangat dianjurkan oleh Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, terutama bagi petani yang berada di daerah endemik serangan hama tersebut. Rekomendasi ini disampaikan oleh Kepala Dinas Pertanian, Bapak Hadi Setyawan, dalam acara sosialisasi yang diadakan pada hari Selasa, 25 September 2024, di aula kantor dinas.
Selain ketahanan terhadap penyakit, benih unggul juga memiliki karakteristik lain yang patut diperhatikan, seperti potensi hasil panen yang tinggi, tekstur nasi yang disukai pasar, dan umur tanam yang sesuai dengan iklim setempat. Misalnya, benih varietas Ciherang sangat populer karena menghasilkan nasi pulen dan disukai banyak konsumen, sementara varietas Situ Bagendit unggul karena ketahanannya terhadap kondisi lahan kering, membuatnya cocok untuk ditanam di daerah dengan ketersediaan air terbatas. Pemilihan varietas ini sangat penting dalam perencanaan menanam padi. Petani di Kecamatan Indramayu, misalnya, berhasil meningkatkan hasil panen mereka sebesar 20% setelah beralih ke varietas yang direkomendasikan oleh tim penyuluh pertanian pada bulan November 2025. Peningkatan ini dilaporkan dalam berita acara evaluasi panen yang dikeluarkan oleh Kelompok Tani “Sumber Makmur” pada 15 November 2025.
Proses menanam padi tidak hanya berhenti pada pemilihan benih, tetapi juga mencakup cara penanaman yang tepat. Namun, fondasi kuat yang dibangun dari benih berkualitas akan memudahkan seluruh tahapan selanjutnya. Petani yang memilih benih sembarangan cenderung akan lebih sering menghadapi masalah, mulai dari pertumbuhan yang tidak seragam hingga serangan penyakit yang sulit dikendalikan. Hal ini tentu akan berdampak pada biaya produksi yang membengkak akibat pembelian pestisida dan juga potensi kerugian besar. Oleh karena itu, memilih benih unggul yang tahan penyakit adalah investasi cerdas yang akan membuahkan hasil panen maksimal dan berkelanjutan.
Dengan demikian, untuk mencapai ketahanan pangan yang optimal, menanam padi harus diawali dengan langkah yang cermat dan strategis. Memilih benih unggul yang tahan penyakit adalah sebuah keputusan bijak yang akan menguntungkan petani dalam jangka panjang, memastikan sawah tetap sehat dan produktif, serta menjamin ketersediaan beras berkualitas untuk masyarakat.